Puja Manta/Doa Dalam Sembahyang

1. Sikap sempurna (asana)

Om parasada sthiti Çarira Çiwa sici

Nirmala ya namah swaha.

(Oh Hyang Widhi dalam wujud Siwa, suci tak ternoda, hormat hamba, hamba telah duduk dengan tenang )

2. Peranayama (pengaturan nafas)

a. Puraka (tarik nafas)

Om Ang Namah

(Oh Hyang Widhi dalam aksara Ang pencipta hamba hormat)

b. Kumbaka (tahan nafas)

Om Ung namah

(Oh Hyang Widhi dalam aksara Ung pemelihara hamba hormat)

c. Recaka (keluarkan nafas)

Om Mang namah

(Oh Hyang Widhi dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat)

3. Puja untuk Dupa

Om Ang dupa dipastru ya namah

(Oh Hyang Widhi hamba persembahkan dupa ini)

4. Menyucikan kembang dengan puja manta

Om Puspa danta ya namah

(Oh Hyang Widhi semoga puspa ini suci putih bagaikan gigi)

5. Kramaning sembah

a. Sembah puyung/tangan kosong

Om atma tattwatma suddhamam swaha

( Om atma, atmanya kenyataan ini bersihkanlah hamba)

b. Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya dengn bunga

Om adityasyaparam jyoti,

Rakta teja namo’stute

Sweta pankaja madyasthe,

Bhaskaraya namo stute.

(Om sinar surya yang maha hebat,Engkau bersinar merah,hormat,padaMU Engkau yang berada ditengah teratai putih, hormat pada Mu pembuat sinar.)

c. Menyembah Tuhan sebagai Ista Dewata dengan kembang/kwangen

Om nama dewa adhisthanaya,

Sarwa wyapi waisiwaya,

Padmasana eka prastisthaya,

Ardhanareswaryai nama namah.

(om kepada dewa yang bersemayam pada tempat yang tertinggi,kepada Çiwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana, kepada dewa yang bersemayam di tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat kepada ardhanareswari hamba menghormat)

d. Menyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan kuwangen:

Om Anugraha manohara,

Dewadattanugrahaka,

Ancanam sarwa pujanam,

Namah sarwanugrahaka,

Dewa dewi maha sidhi,

Yajnanga nirmalatmaka,

Laksmi siddhiscadirgahayuh,

Nirwighna sukha wrddhisca

(Om anugrah yang menarik hati, anugrah yang diberikan para dewa, pujaan semua pujaan, hormat pada Mu memberi semua anugrah. Dewa dewi yang sangat bersih berbadan Yajna, berkepribadian suci, kebahagiaan kesempurnaan panjang umur, tiada rintangan gembira dan kemajuan.)

e. Sembah puyung:

Om dewa suksme pramacintya ya

Namah swaha.

(om hormat pada dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib.)

6. Metirtha (Pemercikan Tirta):

a. Pemercikan tirtha pembersihan/pengelukatan:

Om pratama sudha,dwitya sudha,tritya sudha, catur sudha,

Pancamini sudha,sudha-sudha wariastu.

b. Pemercikan tirtha wasupada (pemercikan tiga kali):

1) Om ang Brahma amertha ya namah,

Om ung wisnu amertha ya namah,

Om mang iswara amertha ya namah

(Oh Yang Widhi bergelar Brahma, Wisnu Iswara hamba memujaMU semoga dapat memberikan kehidupan,dengan tirtha ini. )

2) Minum tirtha tiga kali:

Om sarira paripurna ya namah,

Om ang ung mang sarira sudha,

Pramantya ya namah,

Om um ang samo sampuran ya namh,

3) Meraup,percikan tirtha ke muka:

Om Çiwa amertha ya namah,

Om sadha Çiwa amertha ya namah,

Om prama Çiwa amertha ya namh,

(oh Yang Widhi (Çiwa , sudha Çiwa prama Çiwa) hamba memujaMU semoga memberi amertha pada hamba)

7. Memasang bija:

a. Bija untuk didahi:

Om Çriyam Bhawantu

(Oh Yang Widhi , semoga kebahagian meliputi hamba)

b. Bija dibawah tenggorokan:

Om sukham bhawantu,

(Oh Yang Widhi semoga kesenangn selalu hamba peroleh)

c. Bija untuk ditelan:

Om Purnam bhawantu,

Om ksama sampurna ya namah swaha

(Oh Yang Widhi semoga kesempurnaan meliputi hamba, Oh Yang Widhi semoga semuanya menjadi bertambah sempurna)

8. Meninggalkan tempat suci:

Om ksama swanam Mahadewa,

Sarwa prani hitang kara mamoco sarwa papebyah,

Palayaswa sadha Çiwa.

(Oh Yang Widhi,Mahadewa pencipta segala makhluk, ampunilah dosa hamba, bebaskan hamba dari segala macam dosa, lindungilah dan tutunlah hamba kejalan yang benar Oh Yang Widhi sadha Çiwa )

3 Komentar

  1. Indra said,

    Osa,pak mangku,boleh ga kita membuat tirta,klo boleh doanya seprti apa?

    • suyadnya said,

      Om swastiastu.
      Begini pak indra,

      Tirtha adalah air suci, yaitu air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu. Pada umumnya tirtha itu diperoleh melalui dua cara, yaitu:

      1. Dengan cara memohon di hadapan palinggih Ida Bhatara melalui upacara tertentu. Tirtha yang diperoleh dengan cara ini pada umumnya disebut orang tirtha wangsuh pada atau banyun cokor

      2. Dengan cara membuat (ngareka) yang dilakukan dengan mengucapkan puja-mantra tertentu, oleh beliau yang memiliki wewenang untuk itu. Tirtha yang diperoleh dengan cara ini antara lain adalah: tirtha panglukatan, tirtha prayascita, tirtha durmanggala dan sebagainya, dan juga tirtha-tirtha untuk pamuput upacara yadnya, seperti tirtha pangentas, tirtha panembak dan sebagainya.

      Adapun tirtha yang digunakan setelah selesai sembahyang adalah tirtha wangsuh pada Ida Bhatara. Tirtha ini dipercikan di kepala, diminum dan dipakai mencuci muka. Hal ini dimaksudkan agar pikiran dan hati orang menjadi bersih dan suci, yaitu bebas dari segala kekotoran, noda dan dosa, kecemaran dan sejenisnya. Kebersihan dan kesucian hati adalah pangkal ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan lahir bathin

      Jadi membuat tirtha itu tidak boleh sembarang orang. Harus beliau yang berwenang dalam hal ini.

  2. veronika said,

    Osa, pak mangkuk bagaimana cara untuk menghafal doa tersebut jiga mempelai bukanlah umat hindu asli melainkan umat agama lain yang akan mengikuti ajaran hindu,?

Tinggalkan Balasan ke veronika Batalkan balasan